Kamis, 09 Agustus 2012

THE SPY OF CORRUPT


THE SPY OF CORRUPT 
Tak ada orang yang dapat mengetahui arah alur jalan cerita hidupnya masing-masing. Dunia yang sudah serba modern ini telah mengubah kultur kehidupan manusia, pekerjaan semakin mudah dilakukan, memang, karena dampak Era globalisasi . Namun kenikmatan modern tidak bisa didapat tanpa limpahan uang. Sehingga para penyalaguna Era Globalisasi yang memiliki limpahan uang yang dapat merebut, dan menghancurkan segalanya dengan satu klik saja. Dunia semakin hebat semakin gelap di selimuti kejahatan, sehingga tak bisa kita mempercayai orang lain selain diri kita sendiri.
Hembusan embun pagi dan terik sinar matahari yang masuk ke sela-sela celah bilik kamar membuat Tedy Kusumah atau sering di panggil edy terbangun dari tidur pulasnya. tanpa berpikir panjang detik jam dinding membuat nya segera bergegas masuk kamar mandi. Dia hanyalah laki-laki polos, tapi sulit di tebak arah jalur pikirannya dan selalu menghasilkan karya karena kepolosannya. Waktu berjalan sampai ia beres bersiap untuk memulai kerja. Umur 15 memang tidak memungkin untuk kerja menjadi seorang pesuruh tapi edy tak pernah menyerah untuk berusaha. Ia berkerja di sebuah rumah besar ketua DPR, bernama H. Fatah  bersama dengan seorang paman  yang sudah edy anggap seperti ayahnya dari sejak kedua orangtuanya entah menghilang kemana. Saat ia akan memulai berkerja seperti biasa  ayahnya telah menunggu di luar dengan secangkir kopi sambil berjongkok di halaman sempit di depan rumah.
“Edy! Cepatlah sedikit. Kita hampit telat”
sahutan ayahnya mebuat Edy semakin bergegas.
 Langkah kaki edy pun semakin di percepat, sampai ia ada di depan ayahnya dengan nafas tak beraturan. Tak menunggu lama lagi akhirnya ayahnya segera menyimpan secangir kopi itu diatas batu datar yang ada di halaman rumahnya, dan mereka pun memutuskan untuk segera pergi bergegas, karena detik waktu pun sudah hampir membuat mereka terlambat. Perjalanan yang dilakukan tidak cukup jauh, bisa dilakukan dengan berjalan kaki saja. Dengan obrolan yang setiap hari di ceritakan ayahnya membuat perjalanan semakin singkat, dan lelah menjadi hilang.
Rumah ketua DPR yang merupakan majikan merekap telah di depan mata. setelah sampai,mereka tak bisa bersantai-santai lagi. Pertama Edy mesti mengbersihkan atau mencuci mobil yang sudah di siapkan di depan rumah. Sedangkan ayahnya menyiapkan peralatan yang akan di bawa  oleh pa ketua (H. Fatah ketua DPR)  ke kantor hari ini. Memang tidaklah mudah menjadi pelayan ketua DPR yang memang sangat kaya dan sukses. Semakin kaya semakin banyak hal yang harus di kerjakan, tapi semua itu tidak membuat edy ataupun ayahnya menyerah, melainkan  sebaliknya. Tak dapat bekerja santai, mereka bekerja keras, membersihkan  hal-hal yang memang mesti di bersihkan. Tepat pukul 08.00 akhirna pak ketua pun bersiap masuk ke dalam mobil untuk pergi kek kantor. Saat langkah kaki nya satu langkah lagi ke mobil, tiba-tiba “srett” sebuah kertas ynag ada di slipan tasnya, terjatuh menyenuh tanah. Edy yang sedang di samping pintu mobil pun membantunya untuk membawa selembar kertas itu, namun tiba-tiba raut muka pak ketua berubah dan menyentak  “Edy!! Jangan kau sentuh kertas itu biarkan saya yang membawanya”   ia pun kembali ke posisi semulanya. Walaupun memang  keheranan timbul di benak edy, karena tak seperti biasanya Ketua (H.fatah) marah, dan menyantaknya. “Ada pakah dengan kertas itu ?” suatu yang ada di benak edy. Namaun semua  kecurigaan pun hilang dengan seketika karena kesibukannya bekerja.
Siang hari dengan terik matahari yang sangat menyengat,  “ Edy, kesini. Temani saya menonton” teriak seorang wanita yang merupakan anak sulung dari Ketua bernama Eliya . Memang mereka seumuran sehingga mereka merupakan teman akrab sejak edy bekerja di rumahnya. Kemana pun dan di manapun kadang mereka selalu bersama, selagi edy tidak sibuk bekerja. “baik non,” entah apa yang akan edy tonton, tapi ia mencoba untuk menyimak. “ non, apa ini sinetron atau film?” dengan rasa heran edy pun membuat ke fokusan  Eliya memudar. “ bukan keduanya edy. ini itu drama korea. Cuma 20 episode , gak banyak . judulnya Ghost”  jelas eliya sambil menantap lurus ke drama ayang di tontonnya.
Alur jalan cerita yang sangatt menegangkan, sesekali mereka berteriak kegirangan, sampai megetarkan lingkungan rumah, dan sesekali istri ketua memarahi mereka. Namun,  saat menonton bagian yang menjelaskan sebuah  virus bernama melissa yang dapat mengirimkan email orang lain ke emailnya, edy pun teringat ke penasarnanya tadi pagi. Ia membayangkan jika itu bisa ia aplikasi kan dan mengirim virus itu ke email ketua pasi ia kan tau apa yang ada di balik secarik kertas itu. Ide pun bermunculan di benak edy.
Setelah selesai menonton drama episode5  dengan eliya, tanpa manunggu lama edyy mengajak eliya untuk pergi ke warnet. Awalnya eliya sempat heran kenapa edy ingin membawanya ke warnet, tapi saat itu ia tak sempat untuk menanyakan nya kepada edy, ia hanya yakin bahwa ia akan mendapatkan jawabannya setelah sampai d warnet nanti. Jarak warnet dari rumah ketua tidak cukup jauh hanya perlu melewati beberapa rumah saja. Beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di depan pintu warnet. Pandangan eliya semakin heran melihat langkah edy yang terburu-buru. “edy! Kamu ini kenapa?  Apa yang ingin kamu lakukan di warnet? Jangan-jangan..”  tiba-tiba  eliya memikirkan sesutu yang di anggap mungkin salah satu tujuan edy pergi ke warnet. Namun semua perkataannya harus terpotong oleh jawaban edy “ ya, benar.. saya termotivasi oleh drama yang tadi kita tonton, semoga aja virus mellisa itu memang benar ada. Maaf non telah merepotkan”.edy menjawab dengan  senyum cengengehan tanpang wajah tanpa dosa (watados). Eliya hanya tersenyum dan mendorong edy untuk segera masuk kedalam.
Hentakan kaki membawa mereka masuk tempat duduk no 3 di warnet.  Edy memang kurang mahir dalam dunia maya (internet) tapi, ia selalu ingin mencoba dan berkat bantuan eliya pun akhirnya mereka dapat menemukan dan mendownload  virus tersebut. “edy aku benar2 gak percaya bisa sukses. Tapi kamu harus membuat email terlebih dahulu  Hembusan nafas lega membuat eliya senang karena ternyata virus itu memang benar adanya, setelah selesai membuat email ”gimana kalau kita coba kirim virus ini ke....” belum selesai edy bicara tapi teryata “ papah aja, gimana? Kan banyak tuh kayanya email yang masuk” jelas eliya. Ternyata tujuan edy adalah sesuatu yang eliya pikirkan. Pertama mereka langsung masuk email. Namua kali ini email yang mereka gunakan adalah email edy sendiri. Dan setelah itu mereka  memasukan virus tersebut dalam bentuk link.  Memang suatu yang sangat menarik buat mereka. “send” pun di klik dengan satu tekanan. Awalnya mereka ragu tapi pada akhirnya terkirim dengan sukses.  
Menunggu, dan menunggu kapan ayahnya akan membuka email mereka. Namun saat itu semakin lama dan semakin lama, akhirnya edy memutuskan untuk membayarnya terlebih dahulu. Langkah kaki edy terarah ke arah operator depan warnet. Tiba-tiba “tengteng” suara tanda email masuk. Eliya yang saat itu masih duduk di kursi “edy, edy ada ...ada. emailnya sudah di buka” . edy berlari kembali untuk melihat apakah mereka berhasil atau tidak. Ternyata benar seperti yang di kata kan Park ki young dalam drama. Semua email yang ada di email korban akan masuk ke email kita. Setelah mencari ternyata semua email itu tidak ada masalah apapun hanya berisi masalah pekerjaan saja.  Ternyata kecurigaan edy tidak bisa ditebak, ataupun di jawab. Kali ini edy gagal, untuk mencari tau isi secarik kertas itu. 
“edy kenapa kamu seperti yang hawatir, apa ada sesuatu?” jelas eliya kepadanya  dengan tatapan heran apa yang terjadi pada edy. “saya tidak apa-apa non, tenang saja tak usah hawatir” dengan senyuman edy memberikan isyarat bahwa ia memang tidak apa-apa. Namun dalam hati nya ia merasa curiga dan kecewa. Akhirnya karena tak ada yang aneh mereka apun mengakhiri semuanya. “Brakk” saat berjalan mereka menabrak seorang laki-laki  kira-kira seusia anak sma, dan ia terjatuh. “hei.. kalau jalan lihat pake mata. bukan pake kaki !!” teriakan laki-laki itu mengemparkan warnet. Edy sempat kaget, dan takut karena kemarahannya “ maaf kak, saya dan teman saya benar-benar tidak sengaja”  dengan ucapan penyesalan, akhirnya laki-laki itu pun pergi dengan kesal. Langkah mereka kali ini tak sesemangat saat mereka akan pergi ke warnet. Karena eliya sempat takut ketika di marahi laki-laki itu dan edy sempat kecewa karena tak ada selembar laporan yang edy cari.
Beberapa menit  memakan waktu untuk berjalan dari jarak warnet ke rumah. Mereka pun sampai di depan rumah. “edy. Dari mana saja kau? Dari tadi bapak mencari mu. Kau ini ayo kerja !!” teguran ayahnay tadi sedikit mengejutkan edy, “ maaf non saya harus kembali bekerja” tanpa menunggu lagi edy langsung pergi kembali bekerja. Eliya yang masih merasa ga enak, dan serasa ada yang aneh dan di sembuyikan edy masih bertanya-tanya  ada apa.
Sore hari berjalan begitu cepatnya, namun kegelisahan dan kepenasarn menghantui edy. “sthttt” suara mobil pak ketua. Setelah ketua pulang,ayahnya pun bersiap untuk pulang ke rumah “ edy ayo kita pulang,” sahut ayahnya dari luar. “ayah duluan saja, saya masih ada kerjaan nanti saya akan menyusul ayah.” Tak langsung pulang kerumah, setelah ayahnya terlihat pergi edy pun pergi dan bergegas pergi ke warnet. Berlari dan berlari, mengejar waktu yang semakin berjalan. “ permisi pak, saya pesan ruang no 3” jelas edy ke operator warnet yang ada disana. ia duduk dan kembali membuka email ketua yang ada di emailnya. Penasarn dan duduk berjamjam kenapa taka da yang aneh ? tiba tiba terdengar suara  “ hei guys, lu tau gak gue nemuin stenography  itu tuh file tersembunyi di  gambar facebooknya si amir.” Edy mendengar percakapan itu dengan telinganya, dan membuatnya berpikir “mungkinkah ?”.
“bruk” saking terburu-burunya edy menabrak dinding ruang warnet yang terbuat dari triplek. Ia mengahmpiri laki-laki yang berbicara tadi “ maaf kak ?” saat laki-laki itu melirik. Oow membuat edy terkejut, ternyata laki-laki itu adalah laki-laki yang tadi siang di tabrak oleh edy dan eliya. Laki-laki itu pun sedikit terkejut “ apa lu ? mau cari gara-gara lagi ?” bentak laki-laki itu. Namun kali itu berbeada. “maaf kak saya bukan mau mencari gara-gara kejadian tadi siang benar-benar suatu kejadian yang gak di sengaja, jadi saya minta maaf dengan sangat.”  Laki-laki itu menatap dengan tatapan kerung “terus, maksud lu apa, selain minta maaf?”  perasaan yang tak menentu tapi edy memberanikan diri untuk berbicara “saya butuh bantuan kakak, saya ingin kakak melihat salah satu email saya apakah itu ada stenography atau tidak”  berpikir sejenak, dan akhirnya “ ok, gue siap bantu” mereka berjalan dan  duduk di ruangna yang sama.
“oh iya lu jangan panggil gue kakak, panggil gue micle”  edy melirik kearahnya dan tersenyum tanda menuruti apa yang dikatakannya “panggil aku edy”. Mereka kembali konsen pada email yang ditangani, “oh.. gue pikir di bagian ini ada stenography. Pertama lu download dulu email ini, udah gitu buka file ini dengan winrar. Dan nanti akan ke buka apa yang ada di dalam file ini, dan lu extract here. Nanti juga lu bias buka apa yang di sembunyiin disini. Ngerti?” jelas micle dengan senyuman di akhir katanya.  Ternyata benar yang ada di dalam file itu adalah sebuah document. “ok kita buka” micle membukanya dengan satu klik “OPEN” “OOW….” Raut muka micle tiba-tiba mengerung “ada apa?” aedy tiba-tiba kaget takut ada sesuatu yang terjadi “document ini di password  dy, maslah ini gue gak tau”. “password? Bentar cle, kurasa  passwordnya ada di email.” Jelas edy dengan terburu-buru membuka email, namun tiba-tiba “prett” lampu warnet mati dengan seketika. “yah!!”  micle dan edy berteriak kecewa. Sungguh menyebalkannya hari itu. Mereka tinggal beberapa langkah lagi untuk membuka password di email. “dy, kita pulang aja lah udah mau malam, entar bokap lu marah, besok lu bisa hubungin gue lagi, gue dari siang sampe sore selalu ada di sini. Gue bisa bantu lu. Ok?” dengan wajah lesu edy hanya mengangguk dan berjalan pulang ke arah pintu. Micle merangkul edy  dan mencoba menghiburnya. Namuan mereka harus berpisah karena rumah mereka berlawanan arah.
 Sepanjang perjalanan edy hanya meratapi semua yang terjadi, sungguh seperti di rencanakan supaya ia tak berhasil menemukan rahasia itu. “assalamualaikum, pak edy pulang” dengan lesu edy langsung masuk ke dalam kamarnya.  “dy kamu dari mana saja, sudah larut begini baru pulang?” sahut bapak dari ruang tamu.  Karena tak kuasa mengahmpiri ayahnya edy hanya menjawab dari jarak jauh “ada kepentingan pak”. Tak bisa berbuat apapun lagi edy terlelap di atas lapisan kasur kapuk, di kamarnya


>> tolong berikan comment yah, baru part 1 :)
            >> please give me a comment, still part 1 :)

0 komentar:

Posting Komentar