THE SPY OF CORRUPT
Tak ada orang
yang dapat mengetahui arah alur jalan cerita hidupnya masing-masing. Dunia yang
sudah serba modern ini telah mengubah kultur kehidupan manusia, pekerjaan
semakin mudah dilakukan, memang, karena dampak Era globalisasi
. Namun kenikmatan modern tidak bisa didapat tanpa
limpahan uang. Sehingga para penyalaguna Era Globalisasi yang memiliki limpahan uang yang dapat merebut, dan menghancurkan
segalanya dengan satu klik saja. Dunia semakin hebat semakin gelap di selimuti
kejahatan, sehingga tak bisa kita mempercayai orang lain selain diri kita
sendiri.
Hembusan embun
pagi dan terik sinar matahari yang masuk ke sela-sela celah bilik kamar membuat
Tedy Kusumah atau sering di panggil edy terbangun dari tidur pulasnya. tanpa
berpikir panjang detik jam dinding membuat nya segera bergegas masuk kamar
mandi. Dia hanyalah laki-laki polos, tapi sulit di tebak arah jalur pikirannya
dan selalu menghasilkan karya karena kepolosannya. Waktu berjalan sampai ia
beres bersiap untuk memulai kerja. Umur 15 memang tidak memungkin untuk kerja menjadi seorang pesuruh tapi edy tak pernah menyerah
untuk berusaha. Ia berkerja di sebuah rumah besar ketua DPR, bernama H. Fatah bersama dengan seorang paman yang sudah edy anggap seperti ayahnya dari
sejak kedua orangtuanya entah menghilang kemana. Saat ia akan memulai berkerja
seperti biasa ayahnya telah menunggu di
luar dengan secangkir kopi sambil berjongkok di halaman sempit di depan rumah.
“Edy! Cepatlah
sedikit. Kita hampit telat”
sahutan ayahnya mebuat Edy semakin bergegas. Langkah
kaki edy pun semakin di percepat, sampai ia ada di depan ayahnya dengan nafas
tak beraturan. Tak menunggu lama lagi akhirnya ayahnya segera menyimpan
secangir kopi itu diatas batu datar yang ada di halaman rumahnya, dan mereka
pun memutuskan untuk segera pergi bergegas, karena detik waktu pun sudah hampir
membuat mereka terlambat. Perjalanan yang dilakukan tidak cukup jauh, bisa
dilakukan dengan berjalan kaki saja. Dengan obrolan yang setiap hari di ceritakan
ayahnya membuat perjalanan semakin singkat, dan lelah menjadi hilang.
Rumah ketua DPR yang merupakan majikan merekap telah di depan mata. setelah
sampai,mereka tak bisa bersantai-santai lagi. Pertama Edy mesti mengbersihkan
atau mencuci mobil yang sudah di siapkan di depan rumah. Sedangkan ayahnya
menyiapkan peralatan yang akan di bawa oleh pa ketua (H. Fatah ketua DPR) ke kantor hari ini. Memang tidaklah mudah
menjadi pelayan ketua DPR yang memang sangat kaya dan sukses. Semakin kaya
semakin banyak hal yang harus di kerjakan, tapi semua itu tidak membuat edy ataupun
ayahnya menyerah, melainkan sebaliknya.
Tak dapat bekerja santai, mereka bekerja keras, membersihkan hal-hal yang memang mesti di bersihkan. Tepat
pukul 08.00 akhirna pak ketua pun bersiap masuk ke dalam mobil untuk pergi kek
kantor. Saat langkah kaki nya satu langkah lagi ke mobil, tiba-tiba “srett”
sebuah kertas ynag ada di slipan tasnya, terjatuh menyenuh tanah. Edy yang
sedang di samping pintu mobil pun membantunya untuk membawa selembar kertas
itu, namun tiba-tiba raut muka pak ketua berubah dan menyentak “Edy!! Jangan kau sentuh kertas itu biarkan
saya yang membawanya” ia pun kembali ke posisi semulanya. Walaupun
memang keheranan timbul di benak edy,
karena tak seperti biasanya Ketua (H.fatah) marah, dan menyantaknya. “Ada pakah
dengan kertas itu ?” suatu yang ada di benak edy. Namaun semua kecurigaan pun hilang dengan seketika karena
kesibukannya bekerja.
Siang hari dengan terik matahari yang sangat menyengat, “ Edy, kesini. Temani saya menonton” teriak
seorang wanita yang merupakan anak sulung dari Ketua bernama Eliya . Memang
mereka seumuran sehingga mereka merupakan teman akrab sejak edy bekerja di
rumahnya. Kemana pun dan di manapun kadang mereka selalu bersama, selagi edy tidak
sibuk bekerja. “baik non,” entah apa yang akan edy tonton, tapi ia mencoba
untuk menyimak. “ non, apa ini sinetron atau film?” dengan rasa heran edy pun
membuat ke fokusan Eliya memudar. “
bukan keduanya edy. ini itu drama korea. Cuma 20 episode , gak banyak .
judulnya Ghost” jelas eliya sambil
menantap lurus ke drama ayang di tontonnya.
Alur jalan cerita yang sangatt menegangkan, sesekali mereka berteriak
kegirangan, sampai megetarkan lingkungan rumah, dan sesekali istri ketua
memarahi mereka. Namun, saat menonton
bagian yang menjelaskan sebuah virus
bernama melissa yang dapat mengirimkan email orang lain ke emailnya, edy pun
teringat ke penasarnanya tadi pagi. Ia membayangkan jika itu bisa ia aplikasi
kan dan mengirim virus itu ke email ketua pasi ia kan tau apa yang ada di balik
secarik kertas itu. Ide pun bermunculan di benak edy.
Setelah selesai menonton drama episode5 dengan eliya, tanpa manunggu lama edyy
mengajak eliya untuk pergi ke warnet. Awalnya eliya sempat heran kenapa edy
ingin membawanya ke warnet, tapi saat itu ia tak sempat untuk menanyakan nya
kepada edy, ia hanya yakin bahwa ia akan mendapatkan jawabannya setelah sampai
d warnet nanti. Jarak warnet dari rumah ketua tidak cukup jauh hanya perlu
melewati beberapa rumah saja. Beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai
di depan pintu warnet. Pandangan eliya semakin heran melihat langkah edy yang
terburu-buru. “edy! Kamu ini kenapa? Apa
yang ingin kamu lakukan di warnet? Jangan-jangan..” tiba-tiba eliya memikirkan sesutu yang di anggap mungkin
salah satu tujuan edy pergi ke warnet. Namun semua perkataannya harus terpotong
oleh jawaban edy “ ya, benar.. saya termotivasi oleh drama yang tadi kita tonton,
semoga aja virus mellisa itu memang benar ada. Maaf non telah merepotkan”.edy
menjawab dengan senyum cengengehan tanpang
wajah tanpa dosa (watados). Eliya hanya tersenyum dan mendorong edy untuk
segera masuk kedalam.
Hentakan kaki membawa mereka masuk tempat duduk no 3 di warnet. Edy memang kurang mahir dalam dunia maya
(internet) tapi, ia selalu ingin mencoba dan berkat bantuan eliya pun akhirnya
mereka dapat menemukan dan mendownload
virus tersebut. “edy aku benar2 gak percaya bisa sukses. Tapi kamu harus membuat email terlebih dahulu” Hembusan
nafas lega membuat eliya senang karena ternyata virus itu memang benar adanya,
setelah selesai membuat email ”gimana kalau kita coba kirim virus ini ke....” belum
selesai edy bicara tapi teryata “ papah aja, gimana? Kan banyak tuh kayanya
email yang masuk” jelas eliya. Ternyata tujuan edy adalah sesuatu yang eliya
pikirkan. Pertama mereka langsung masuk email. Namua kali ini email yang mereka
gunakan adalah email edy sendiri. Dan setelah itu mereka memasukan virus tersebut dalam bentuk
link. Memang suatu yang sangat menarik
buat mereka. “send” pun di klik dengan satu tekanan. Awalnya mereka ragu tapi
pada akhirnya terkirim dengan sukses.
Menunggu, dan menunggu kapan ayahnya akan membuka email mereka. Namun saat
itu semakin lama dan semakin lama, akhirnya edy memutuskan untuk membayarnya
terlebih dahulu. Langkah kaki edy terarah ke arah operator depan warnet.
Tiba-tiba “tengteng” suara tanda email masuk. Eliya yang saat itu masih duduk
di kursi “edy, edy ada ...ada. emailnya sudah di buka” . edy berlari kembali
untuk melihat apakah mereka berhasil atau tidak. Ternyata benar seperti yang di
kata kan Park ki young dalam drama. Semua email yang ada di email korban akan
masuk ke email kita. Setelah mencari ternyata semua email itu tidak ada masalah
apapun hanya berisi masalah pekerjaan saja.
Ternyata kecurigaan edy tidak bisa ditebak, ataupun di jawab. Kali ini
edy gagal, untuk mencari tau isi secarik kertas itu.
“edy kenapa kamu seperti yang hawatir, apa ada sesuatu?” jelas eliya
kepadanya dengan tatapan heran apa yang
terjadi pada edy. “saya tidak apa-apa non, tenang saja tak usah hawatir” dengan
senyuman edy memberikan isyarat bahwa ia memang tidak apa-apa. Namun dalam hati
nya ia merasa curiga dan kecewa. Akhirnya karena tak ada yang aneh mereka apun
mengakhiri semuanya. “Brakk” saat berjalan mereka menabrak seorang
laki-laki kira-kira seusia anak sma, dan
ia terjatuh. “hei.. kalau jalan lihat pake mata. bukan pake kaki !!” teriakan
laki-laki itu mengemparkan warnet. Edy sempat kaget, dan takut karena
kemarahannya “ maaf kak, saya dan teman saya benar-benar tidak sengaja” dengan ucapan penyesalan, akhirnya laki-laki
itu pun pergi dengan kesal. Langkah mereka kali ini tak sesemangat saat mereka
akan pergi ke warnet. Karena eliya sempat takut ketika di marahi laki-laki itu
dan edy sempat kecewa karena tak ada selembar laporan yang edy cari.
Beberapa menit memakan waktu untuk
berjalan dari jarak warnet ke rumah. Mereka pun sampai di depan rumah. “edy.
Dari mana saja kau? Dari tadi bapak mencari mu. Kau ini ayo kerja !!” teguran
ayahnay tadi sedikit mengejutkan edy, “ maaf non saya harus kembali bekerja”
tanpa menunggu lagi edy langsung pergi kembali bekerja. Eliya yang masih merasa
ga enak, dan serasa ada yang aneh dan di sembuyikan edy masih
bertanya-tanya ada apa.
Sore hari
berjalan begitu cepatnya, namun kegelisahan dan kepenasarn menghantui edy.
“sthttt” suara mobil pak ketua. Setelah ketua pulang,ayahnya pun bersiap untuk
pulang ke rumah “ edy ayo kita pulang,” sahut ayahnya dari luar. “ayah duluan
saja, saya masih ada kerjaan nanti saya akan menyusul ayah.” Tak langsung
pulang kerumah, setelah ayahnya terlihat pergi edy pun pergi dan bergegas pergi
ke warnet. Berlari dan berlari, mengejar waktu yang semakin berjalan. “ permisi
pak, saya pesan ruang no 3” jelas edy ke operator warnet yang ada disana. ia
duduk dan kembali membuka email ketua yang ada di emailnya. Penasarn dan duduk
berjamjam kenapa taka da yang aneh ? tiba tiba terdengar suara “ hei guys, lu tau gak gue nemuin
stenography itu tuh file tersembunyi
di gambar facebooknya si amir.” Edy
mendengar percakapan itu dengan telinganya, dan membuatnya berpikir “mungkinkah
?”.
“bruk” saking
terburu-burunya edy menabrak dinding ruang warnet yang terbuat dari triplek. Ia
mengahmpiri laki-laki yang berbicara tadi “ maaf kak ?” saat laki-laki itu
melirik. Oow membuat edy terkejut, ternyata laki-laki itu adalah laki-laki yang
tadi siang di tabrak oleh edy dan eliya. Laki-laki itu pun sedikit terkejut “
apa lu ? mau cari gara-gara lagi ?” bentak laki-laki itu. Namun kali itu
berbeada. “maaf kak saya bukan mau mencari gara-gara kejadian tadi siang
benar-benar suatu kejadian yang gak di sengaja, jadi saya minta maaf dengan
sangat.” Laki-laki itu menatap dengan
tatapan kerung “terus, maksud lu apa, selain minta maaf?” perasaan yang tak menentu tapi edy
memberanikan diri untuk berbicara “saya butuh bantuan kakak, saya ingin kakak
melihat salah satu email saya apakah itu ada stenography atau tidak” berpikir sejenak, dan akhirnya “ ok, gue siap
bantu” mereka berjalan dan duduk di
ruangna yang sama.
“oh iya lu
jangan panggil gue kakak, panggil gue micle”
edy melirik kearahnya dan tersenyum tanda menuruti apa yang dikatakannya
“panggil aku edy”. Mereka kembali konsen pada email yang ditangani, “oh.. gue
pikir di bagian ini ada stenography. Pertama lu download dulu email ini, udah
gitu buka file ini dengan winrar. Dan nanti akan ke buka apa yang ada di dalam
file ini, dan lu extract here. Nanti juga lu bias buka apa yang di sembunyiin
disini. Ngerti?” jelas micle dengan senyuman di akhir katanya. Ternyata benar yang ada di dalam file itu
adalah sebuah document. “ok kita buka” micle membukanya dengan satu klik “OPEN”
“OOW….” Raut muka micle tiba-tiba mengerung “ada apa?” aedy tiba-tiba kaget
takut ada sesuatu yang terjadi “document ini di password dy, maslah ini gue gak tau”. “password?
Bentar cle, kurasa passwordnya ada di
email.” Jelas edy dengan terburu-buru membuka email, namun tiba-tiba “prett”
lampu warnet mati dengan seketika. “yah!!”
micle dan edy berteriak kecewa. Sungguh menyebalkannya hari itu. Mereka
tinggal beberapa langkah lagi untuk membuka password di email. “dy, kita pulang
aja lah udah mau malam, entar bokap lu marah, besok lu bisa hubungin gue lagi,
gue dari siang sampe sore selalu ada di sini. Gue bisa bantu lu. Ok?” dengan wajah lesu edy
hanya mengangguk dan berjalan pulang ke arah pintu. Micle merangkul edy dan mencoba
menghiburnya. Namuan mereka harus berpisah karena rumah mereka berlawanan arah.
Sepanjang perjalanan edy hanya
meratapi semua yang terjadi, sungguh seperti di rencanakan supaya ia tak
berhasil menemukan rahasia itu. “assalamualaikum, pak edy pulang” dengan lesu
edy langsung masuk ke dalam kamarnya.
“dy kamu dari mana saja, sudah larut begini baru pulang?” sahut bapak
dari ruang tamu. Karena tak kuasa
mengahmpiri ayahnya edy hanya menjawab dari jarak jauh “ada kepentingan pak”.
Tak bisa berbuat apapun lagi edy terlelap di atas lapisan kasur kapuk, di
kamarnya
>> tolong berikan comment yah, baru part 1 :)
>> please give me a comment, still part 1 :)